Rabu, 13 Desember 2017

Media Public Relations


Media Public Relations


Hubungan antara media dengan Public Relations merupakan langkah awal dari kinerja PR sebagai narasumber informasi dan dengan adanya media maka akan mempublikasikan kepada khalayak luas tentang apa yang menjadi progam dari PublicRelations. Oleh karena itu untuk menjalin hubungan yang dapat menjangkau kalangan publik yang luas maka praktisi Public Relations menggunakan mediarelations.
Mediarelations dapat dikatakan sebagai alat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas perusahaan atau organisasi melalui publikasi dan diharapkan pesan atau dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas. Media relations pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi atau klien(Iriantara.2008:29).
Media merupakan sarana yang digunakan baik seperti surat kabar, internet, atau sarana yang digunakan untuk mendukung kegiatan suatu perusahaan agar mampu mencapai tujuan yang ingin di capai. Sedangkan media pada public relations, sama halnya dengan media-media yang digunakan yang lain . akan tetapi, media dalam public relations lebih bersifat ke publikasi dan komunikasi karena sesuai fungsi public relations yakni membangun hubungan kepada masyarakat atau khalayak yang bersangkutan dengan perusahaan. Media humas adalah segalabentukmedia (sarana/saluran/channel) yang digunakan praktisi humas dalam pekerjaannya dengan tujuan publikasi yang luas agar produk atau jasa yang humas pasarkan lebih dikenal oleh masyarakat.
Jenis Media Humas antara lain: Media Cetak (jurnal inhouse contohnya: surat kabar, majalah, dll), Online Media (website, blog, media sosial, email, dll), Broadcasting Media (radio, televisi, dll), Special Event (seminar, workshops..dll), Outdoor Media - Media Luar Ruang (spanduk, papan reklame, poster, dll).
Seperti yang telah diketahui di atas bahwasanya segala kegiatan yang dilakukan oleh humas agar dapat tercover dengan baik, maka diperlukan pemilihan media yang tepat, efektif dan efisien. Berikut pemilihan media promosi berdasarkan kelebihannya antara lain:  Pertama Radio : Pada media radio, penyampaian gagasan yang sederhana dan mudah dimengerti merupakan salah satu andalannya, setelah itu segala macam koreksi dapat dilakukan secara langsung, mempunyai segmen pendengar tersendiri. ke 2. Televisi : Jangkauan dari televisi dapat diterima oleh masyarakat luas, sifatnya yang audio visual lebih menarik, ke 3. Surat kabar : Menjangkau semua lapisan masyarakat dan biayanya murah.  Ke 4. Media Online : Hampir semua perusahaan saat ini sudah mengakrapkan diri dengan media online sifatnya yang trending, terutama media sosial & blog, menjangkau seluruh lapisan masyarakat bahkan menjangkau seluruh dunia (internasional), dapat diakses kapan dan di mana saja, terdokumentasi dan tidak banyak membutuhkan biaya bahkan gratis.
Kelompok Media & Alat Kampanye PR menurut (Rosadi Ruslan, 2000)  antara lain: Media Umum: Surat Menyurat, telepon, Facsimile. Media Massa: Media cetak, Media Penyiaran, Internet, Media Khusus: Iklan, logo, nama perusahaan, artefak perusahaan, merchandise, dll.
Berdasarkan tkt pengendalian isi media, media bisa dibagi 2: pertama, Media terkontrol: Isinya bisa dikendalikan, diarahkan oleh humas. Biasanya membutuhkan biaya lebih mahal. Kedua, Media tidak terkontrol: Isinya tidak bisa diarahkan oleh humas. Biayanya bisa lebih murah.
Media public relations yang pertama, House journal (Internal : In house Journal; media internal yang berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, pendidikan, hiburan, media pengetahuan – Eksternal : Eksternal House Journal, yang berfungsi sebagai media promosi dan pembangun citra), Printed Material (berbentuk : brosur, leaflet, booklet, kop surat, kartu ucapan selamat/suplemen, kalender)Media Pertemuan (Event) ; media pertemuan langsung (face to face), misal : presentasi,  diskusi panel, seminar, pameran.
Media public relations yang kedua Broadcating Media & Internet ; publikasi PR yang disiarkan melalui siaran TV/Radio, media elektronik, internet, Media sarana Humas (misalnya penampilan identitas perusahaan /coporate identity yang merupakan simbol perusahaan, nama perusahaan, logo, warna standar perusahaan & kemasan produk, citra lobby kantor / font office lobby image, pakaian seragam /uniform, model huruf atau logo perusahaan yang menjadi pembeda dengan yang lainnya, Media Personal (pertemuan langsung melalui pendekatan personal seperti lobi dan negosiasi untuk mencapai kata sepakat (win-win solutions).
Pentingnya menjalin hubungan dengan media dikarenakan media sebagai sarana komunikasi dengan publik yang dapat menjangkau khalayak yang luas dan tersebar agar isi pesandapat disampaikan dengan baik kepada publik.Dengan demikian, manfaat dari media relations sebagai berikut: pertama, Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa. kedua, Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip menghormati dan menghargai, kejujuran serta kepercayaan. Ketiga, Penyampaian/perolehan informasi akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi public(Wardhani, 2008:14).

Media relations dapat dikatakan sebagai alat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas perusahaan atau organisasi melalui publikasi dan diharapkan pesan atau dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas. Media relations pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi atau klien (iriantara, 2008:29). 

Referensi:
Wardhani, Diah. 2008. Media relations, Sarana Membangun Reputasi Organisasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.
http://humas-publicrelations.blogspot.co.id/2014/11/media-humas-pr-media.html

KAMPANYE PUBLIC RELATIONS

KAMPANYE PUBLIC RELATIONS

Dalam perspektif Public Relations (PR), kampanye adalah kegiatan mengomunikasikan atau menyosialisasikan sebuah ide atau gagasan agar diterima oleh khalayak sasaran. Program kampanye PR harus “berhasil” dimuat oleh media sehingga dapat tersebar secara luas. Pemuatan program kampanye di media akan memberikan keuntungan, yaitu terbangunnya citra positif organisasi di mata publik, selain tercapainya tujuan-tujuan kampanye. Kata “berhasil” di atas mengandung makna bahwa PR bukan menjadikan iklan sebagai senjata utamanya, tetapi, melalui publisitas media. Jika kegiatan-kegiatan kampanye diberitakan oleh media tanpa perlu membayar slot waktu atau space media, maka dapat disebut berhasil.
Menurut Rogers dan Storey, bahwa kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang teroganisasi dengan tujuan untuk menciptakan suatu akibat tertentu terhadap sasaran secara berkelanjutan dalam periode tertentu (Ruslan, 2008, p: 23).  
International Freedom of expression Exchange (IFEX), mendefinisikan bahwa kampanye adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan-tujuan praktis yang mengejar perubahan sosial publik dan semua aktifitas kampanye memiliki dampak untuk mempengaruhi dengan mengharapkan komunikasi dua arah. Pembuat keputusan pun mempunyai dua pilihan,yaitu: pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung yakni melalui saluran media tertentu yang membentu pendapat umum lalu memberikan dukungan terhadap kegiatan kampanye tersebut. (Liliweri, 2011, pp:699-700).
Kampanye PR dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi (corporate activities ) agar tecipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dengan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Dalam arti umum atau luas, kampanye PR tersebut memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif (Ruslan 2002 :p.66).
Charles U. Larson membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yaitu: 1). Product-oriented campaigns atau kampanye yang mengarah pada produk dan dasarnya pada bisnis yang komersil bertujuan untuk pemasaran suatu produk yang baru serta membangun citra postif perusahaan dengan menyelenggarakan kegiatan sosial dan program kepedulian. 2)Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang mengarah pada calon kandidat politik yang memiliki kampanye politik untuk meraih pendukung dalam suatu kegiatan politik di pemerintahan. Biasanya dengan jangka waktu yang relatif pendek yaitu 3-6 bulan dan membutuhkan dana yang cukup besar dalam melakukan kegiatan kampanye. 3) Ideological or cause campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Biasanya kampanye ini disebut dengan social change campaigns dan kegiatan kampanye sosial tersebut bersifat nonkomersial. Seperti kampanye lingkungan hidup, anti HIV aids, atau kampanye “langit Biru”.
Teori-teori tersebut mendefinisikan bahwa kampanye adalah suatu kegiatan penggalangan dukungan masyarakat secara langsung atau tidak langsung dengan suatu efek yang berakibat pada opini,tingkah laku, dan kebiasan mereka terhadap sesuatu tergantung dengan kampanye tersebut.
Kampanye PR (PR Campaign) merupakan usaha terkoordinir untuk mempengaruhi masyarakat, baik yang mendukung maupun tidak dalam menerima misi yang disampaikan, dengan tujuan mempengaruhi target audience untuk mengikuti keinginan organisasi atau mendukung jalannya operasi organisasi.
Dalam peranan atau praktik lapangan PR sehari-hari bahwa kampanye tersebut akan berbeda dengan propaganda. Melakukan kampanye PR disini lebih menitikberatkan untuk membangun suatu saling pengertian dan pemahaman (soft selling) melalui persuasi dari khalayak sasaran. Sedangkan propaganda selain bertujuan untuk mencari pengikut atau dukungan, juga untuk tujuan membangun suatu pengertian dari khalayak sasaran, tetapi lebih menitikberatkan unsur “paksaan” (hard selling) disamping melakukan persuasi. Keduanya sama aktivitasnya dalam penyampaian pesan atau isu melalui proses berkomunikasi dengan menggunakan media massa atau non media massa.
Proses kampanye melalui komunikasi, antara lain merupakan penyebaran informasi, pengetahuan, gagasan, atau ide untuk membangun atau menciptakan kesadaran dan pengertian melalui teknik komunikasi. Sedangkan bentuk dan komunikasi dalam melakukan kampanye sebagai berikut : Komunikasi interpersona, Komunikasi antarpersona (face to face), Komunikasi kelompok (Group Communications), Komunikasi massa, Komunikasi melalui media massa dan nirmassa.
Beberapa teknik kampanye yang biasa dipergunakan dalam kegiatan public relations menurut Ruslan (Ruslan, 2008, pp:71-74), yaitu lah satu dari berikut ini, yaitu: 1) Partisipasi (participasing) Partisipasi, yaitu teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) atau peran serta komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang sama ke dalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerja sama, dan toleransi. 2) Asosiasi (association) Association, yaitu menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau objek yang tengah seru dan ramai dibicarakan agar dapat memancing perhatian masyarakat untuk memudahkan respon masyarakat. 3) Teknik integrative (integrative) Teknik ini bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator) kepada khalayaknya secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata: “kita, kami, anda sekalian atau untuk Anda, dan sebagainya, yang artinya mengandung makna bahwa yang disampaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan dirinya atau perusahaannya, atau bukan untuk mengambil manfaat secara bersama, demi untuk kepentingan bersama. 4) Teknik ganjaran (pay off technique) Teknik ganjaran bermaksud untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran (pay off) atau menjanjikan sesuatu dengan “iming-iming hadiah”.






Referensi:
Ruslan rosadi, 2000, kiat dan strategi kampanye public relations, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada

Astrini dwi novia drara, 2013, Manajemen Kampanye Public Relation dalam Mengahadapi Isu, Yogyakarta,

Rabu, 06 Desember 2017

Perencanaan Program Public Relations (PR)

Perencanaan Program Public Relations (PR)

Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah berkunjung dihalaman blog desi,  kali ini saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang berkaitan tentang Perencanaan Program Public Relations (PR).
Seiring semakin meningkatnya tanggung-jawab institusi dalam meningkatkan kinerja serta membangun citra positif, diperlukan program kerja public relations yang terencana baik Internal maupun Eksternal. Terciptanya kinerja dan citra tidak datang secara tiba- tiba, melainkan dibina dan dibangun melalui berbagai program kerja public relations yang terencana secara matang.
Pada dasarnya perencanaan adalah proses yang dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Seperti yang Ruslan (2007:134) katakan, bahwa public relations bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan citra positif sebuah perusahaan, Dan untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan public relations semestinya diarahkan pada upaya untuk menciptakan dan mengembangkan citra positif di mata publiknya. Dan dimana citra positif tersebut akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan tersebut.
Menurut Cutlip, Center dan Broom (2000) tentang perencanaan program Public Relations harus didasarkan kepada analisis lingkungan situasi dan kondisi sebagai berikut: yang pertama, Aserching look backward yakni penelusuran masa lampau atau sejarah organisasi untuk menetapkan faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam situasi yang sedang terjadi. Yang kedua, A deep look inside yaitu penelaahan terhadap fakta-fakta dan pendapat yang dipertimbangkan, dipandang dari sudut tujuan organisasidan kemampuan internal ornanisasi. Yang ketiga, A wide look around ialah melihat kecenderungan yang ada pada berbagai aspek (politik, sosial dan ekonomi) disekeliling kita, serta situasi dan kondisi saat ini untuk rencana mendatang. Yang keempat, a long, long looks ahead, jauh memandang kedepan: tujuan dan pelaksanaan program organisasi ditentukan berdasarkan misi organisasi yang cukup relistik dan kemudahan dalam mencapai tujuan.
Tujuan dari Proses Perencanaan Program kerjayaitu untuk mengelola berbagai aktivitas Program kerja tersebut, sehingga dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen Humas yang dikelola secara professional dan dapat dipertanggungjawabkan  hasil atau sasarannya. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan di Ohio, AS 1989 diketahui bahwa hanya 53% dari para praktisi yang tidak mengetahui dengan pasti tujuan organisasi  sebelum melakukan Perencanaan Program. Akibatnya timbul hambatan-hambatan sebagai berikut: Pertama kegagalan manajemen, Keduakurang tercapainya kesepakatan mengenai tujuan dari perencanaan program, Ketiga yaitu kurangnya waktu karena tersita oleh pembahasan mengenai masalah sehari-hari, dan yang Keempat kelambatan dan frustasi yang dialami oleh para pelaksana karena kurang koordinasi dengan departemen terkait.
Langkah- langkah  Perencanaan Program Kerja Public Relations itu sendiri antara lain: Pahami masalah, misalnya dengan melakukan analisis SWOT (Strength= kekuatan, Weakness= kelemahan, Opportunities = peluang, dan Threats = ancaman), Menetapkan prioritas, Tentukan tujuan Program, Publik sasaran, Pengembangan pesan dan bahan, Strategi tindakan/komunikasi, Jadwal kegiatan dan personalia, serta Anggaran. Sedangkan Kriteria untuk menetapkan prioritas program kerja Public Relations anara lain: Kebijakan lembaga, Ketersediaan SDM dan fasilitas, Ketersediaan dana, Kondisi lingkungan internal dan eksternal, Pengalaman sebelumnya, serta Usulan dari bawah.
Pada dasarnya terdapat Enam Manfaat Perencanaan Progam Kerja Public Relations antara lain: pertama, Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang sering berubah-ubah. Kedua, Mengefektifkan dan mengefisienkan koordinasi atau kerja sama antar departemen dan pihak terkait lainnya. Ketiga, Mengefisiensikan waktu, tenaga, upaya dan biaya. Keempat, Menghindari risiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan atau perencanaan tanpa arah yang jelas dan konkret. Kelima, Mampu melihat secara keseluruhan kemampuan operasional, pelaksanaan, komunikasi, target dan sasaran yang hendak dicapai di masa mendatang. Keenam, Menetapkan klasifikasi rencana kerja humas yaitu rencana strategis (yang sesuai dengan kebijakan tujuan jangka panjang), rencana tetap (reguler, yang dapat dilakukan berulang-ulang) dan rencana tertentu (rencana jangka pendek, khusus, dan terbatas).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Suatu rencana bukan menyangkut masa lalu, melainkan sesuatu yang ingin dikerjakan di masa mendatang. Jadi perencanaan program kerja public relations memprioritaskan proses berpikir ke depan secara realistis. Dalam kehidupan organisasi, perencanaan merupakan suatu keharusan. Perencanaan akan menjadi arah kegiatan. Rencana yang disusun hendaknya mengacu pada hasil identifikasi potensi yang dimiliki. Perencanaan merupakan keputusan bersama secara integral. Memuat gambaran faktor pendukung dan penghambat. Rencana yang disusun pun harus bersifat fleksibel.


Referensi :
Cutlip, Center dan broom. 2000. Effective Public relations. London: Brentice – Hall     International.
Jefkins, Frank, Public Relations (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992)
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2008)




UAS AUDIT PERBANKAN SYARIAH

Mata Kuliah     : Audit Perbankan Syariah Dosen                : Syarbini Ikhsan., MM., CPA & Sabirin.,M.Ak.,CPAI Semester     ...