KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS (PR)
Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah
berkunjung dihalaman blog desi, kali ini
saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang
berkaitan tentang kedudukan public relations (PR).
Kedudukan public relations dalam organisasi dan
kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John
Tondowijojo, bila humas diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka
humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan
kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada dipihak yang
berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. Sedangkan menurut Renald
Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan
pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah
sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi
dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan
dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang
organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke
peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada
kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi
PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa
jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang
gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Kedudukan,
peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/
pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus
dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara
mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan
tepat.
Berbicara
tentang kedudukan public relations dalam suatu organisasi apakah itu organisasi
dalam bentuk instansi, perusahaan ataupun dalam suatu badan, secara umum public
relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua
pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup
eksternal. Hal ini menginsyaratkan bahwa seorang Public Relations sesuai
fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah” perusahaan atau organisasi,
khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik-publik yang
berada didalam, dan umumnya dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan
atau organisasi. Selain itu, Public Relations tidak hanya bertugas sebagai
penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya,
melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau
organisasi. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik
sebagai “feedback” daripada informasi yang disalurkan dari perusahaan atau
organisasi itu. (Yulianita, 2007: 83)
Dengan
kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang
public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik,
baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik
karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau
organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.
Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan
fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan,
melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya,
penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul
yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
Kedudukan
Public Relations dalam setiap korporasi mempunyai kedudukan yang sangat
strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal
maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public
Relations bekerja sesuai fungsinya yakni membangun komunikasi perusahaan dua
arah antara publik internal atau eksternal dengan perusahaan. Selain bertugas
sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan kepada publiknya, Public
Relations juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada
perusahaan.
kedudukan
yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang praktisi Public
Relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik
publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam
lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan
publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Lebih
lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan
sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah
diibaratkan sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang
mentukan gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada
manusia, hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat
sekali, bahkan merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala.
Dengan demikian antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi
tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya.
Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari
policy itu. Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul
ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan
utama perusahaan atau organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
John Tondowidjojo.Dasar dan arah Publik
Relations.jakarta. Grasindo. 2002.
Yulianita Neni, Dasar-Dasar Public
Relations, Pusat Penerbitan Universitas, Bandung, 2007.
Ruslan,
Rosandy, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar