Rabu, 15 November 2017

KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS (PR)

KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS (PR)


Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah berkunjung dihalaman blog desi,  kali ini saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang berkaitan tentang kedudukan public relations (PR).
Kedudukan public relations dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, bila humas diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/ pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.
Berbicara tentang kedudukan public relations dalam suatu organisasi apakah itu organisasi dalam bentuk instansi, perusahaan ataupun dalam suatu badan, secara umum public relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup eksternal. Hal ini menginsyaratkan bahwa seorang Public Relations sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik-publik yang berada didalam, dan umumnya dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Selain itu, Public Relations tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik sebagai “feedback” daripada informasi yang disalurkan dari perusahaan atau organisasi itu. (Yulianita, 2007: 83)
Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
Kedudukan Public Relations dalam setiap korporasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations bekerja sesuai fungsinya yakni membangun komunikasi perusahaan dua arah antara publik internal atau eksternal dengan perusahaan. Selain bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan kepada publiknya, Public Relations juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada perusahaan.
kedudukan yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang praktisi Public Relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Lebih lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia, hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu. Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan utama perusahaan atau organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
John Tondowidjojo.Dasar dan arah Publik Relations.jakarta. Grasindo. 2002.
Yulianita Neni, Dasar-Dasar Public Relations, Pusat Penerbitan Universitas, Bandung, 2007.

Ruslan, Rosandy, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UAS AUDIT PERBANKAN SYARIAH

Mata Kuliah     : Audit Perbankan Syariah Dosen                : Syarbini Ikhsan., MM., CPA & Sabirin.,M.Ak.,CPAI Semester     ...