MAKALAH KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS
Mata Kuliah : Corporate Public Relation
Dosen Pengampu : Handes, M.I.Kom
Kelas / Semester :
B/VII
Disusun oleh
Desi kumala Dewi
1142310085
JURUSAN PERBANKAN
SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
2017
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Penulis panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Kedudukan Public Relations Korporat.
Makalah ilmiah ini telah Penulis susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis
dapat memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.
Akhir
kata Penulis berharap semoga makalah tentang Kedudukan Public Relations
Korporat. ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Pontianak,
22 November 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ………………………………………............................... i
DAFTAR
ISI…………………………………………........................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ……………………………………................................... 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………............................... 1
C. Tujuan
Penulisan………………………………………............................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Kedudukan
Public Relations Korporat………………….......................... 2
BAB
III PENUTUP
A. Simpulan
………………………………………...................................... 6
B. . Saran
………………………………………........................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Rosadi Ruslan (2005)
menjelaskan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public
relations practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain: pertama,
menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya.
Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih
memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu. Kedua, selain
harus mampu bertindak sebagai pemandu, juga harus mampu memperlancar
pelaksanaan kebijakannya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut
membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya,
sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public. Ketiga,
pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat kedepan atau memprediksi
sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber
informasi aktual dan faktual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun
publiknya.
kedudukan humas/PR
adalah menilai sikap masyarkat (public) agar tercipta keserasian antara
masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas,
program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai
oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta
kepercayaan citra positif dari pihak publiknya.
Dari pemaparan di atas,
kedudukan public relation merupakan sesuatu hal yang sangat urgent
dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi perusahaan, untuk
itu kedudukan public relation harus memiliki sebuah strategi khusus dalam
menganalisis sesuatu persoalan yang terjadi sesuai fakta di lapangan.
B. Rumusan
Masalah
Apa yang dimaksud
dengan kedudukan public relations corporat
C. Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui
tentang kedudukan
public relations corporat
1
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan
Public Relations Korporat
Kedudukan public
relations dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat
dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, bila humas diakui sebagai
bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung dibawah
direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia
harus langsung berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran
manajemen. Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi
manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.
Menurut Tondowidjojo,
kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga
perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus
dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan
analisis data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa
jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu
saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak
pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan
eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus
dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang
bersangkutan.
Kedudukan, peranan dan
tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/ pemerintahan),
jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas
seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan
dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.
Berbicara tentang
kedudukan public relations dalam suatu organisasi apakah itu organisasi dalam
bentuk instansi, perusahaan ataupun dalam suatu badan, secara umum public
relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua
pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup
eksternal.
2
Hal ini menginsyaratkan
bahwa seorang Public Relations sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung
lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam hal mengadakan hubungan
timbal balik dengan publik-publik yang berada didalam, dan umumnya dengan
publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Selain itu, Public
Relations tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari
perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran
informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang datang
dari publik itu merupakan opini publik sebagai “feedback” daripada informasi
yang disalurkan dari perusahaan atau organisasi itu. (Yulianita, 2007: 83)
Dengan kedudukannya
yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations
harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup
internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam
lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan
publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Dari gambaran
diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya,
yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga
memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan
perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi
kepentingan perusahaan atau organisasi.
Kedudukan Public
Relations (PR) atau Humas adalah menilai sikap masyarakat (publik) agar
tercipta keserasian antara masyarakat dengan kebijaksanaan
organisasi/perusahaan. Mulai dari tujuan (goal) dan penentuan sasaran (target)
yang hendak di capai, perencanaan program, hingga pelaksanaan komunikasi oleh
organisasi/perusahaan tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan
citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang
PR/Humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan (Ruslan, 2014: 132), yaitu:
Pertama, memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan
berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu
mengevaluasi suatu problematika yang dihadapinya; Kedua, kemampuan untuk
menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif,
dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya; Ketiga, kemampuan
untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public
(crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi
yang diwakili yaitu dalam posisi yang saling menguntungkan, dan; Keempat,
kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling
menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik
internal maupun eksternal.
Kedudukan Public
Relations dalam setiap korporasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis,
yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal maupun publik
lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations
bekerja sesuai fungsinya yakni membangun komunikasi perusahaan dua arah antara
publik internal atau eksternal dengan perusahaan. Selain bertugas sebagai
penyampai informasi manajemen dari perusahaan kepada publiknya, Public
Relations juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada perusahaan.
kedudukan yang
strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang praktisi Public
Relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik
publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam
lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan
publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Lebih lanjut menurut
Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan sebagai jantung
pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan
sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan
gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia,
hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan
merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian
antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang
harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai
pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu.
Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul ditengah-tengah
publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan utama perusahaan
atau organisasi.
Cutlip, Center, &
Broom (2009), mengatakan posisi PR di Bagan Organisasi dan hubungannya dengan
pimpinan manajemen (Top Management) seringkali dapat dijelaskan dengan
menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi PR ini muncul. Pada awalnya Fungsi
PR merupakan bagian integral dari departemen SDM sebagai tenaga pendukung
komunikasi karyawan. Karena fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar
komunikasi karyawan belaka, maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen
SDM dan memberinya nama baru “Departemen PR”.
Dari gambaran tersebut,
dapat kita pahami bahwa sangat ideal jika kedudukan PR memang harus berada
sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut aturan kerja
dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam
perusahaan, yakni dilihat secara vertikal. Sesuai dengan fungsinya, kedudukan
PR dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau organisasi, menduduki
tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi khususnya konsultan dalam
hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan. Namun, pada perusahaan-perusahaan
yang kecil, biasanya tugas PR dipegang langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya
toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek sendiri, konsultan-konsultan,
dan perusahaan-perusahaan lainnya yang organisasinya relatif kecil.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Dari
pemaparan di atas, kedudukan public relation merupakan sesuatu hal
yang sangat urgent dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi
perusahaan, untuk itu kedudukan public relation harus memiliki sebuah strategi
khusus dalam menganalisis sesuatu persoalan yang terjadi sesuai fakta di
lapangan.
· Dengan
kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang
public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik,
baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik
karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau
organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.
· Dari
gambaran diatas Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan
diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan
publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik
karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau
organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.
· Dari
gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi
utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan
harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan
perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi
kepentingan perusahaan atau organisasi.
B. Saran
Dari simpulan tersebut
diatas pembahasan makalah ini baik secara penulisan maupun isi dari pembahasan
mungkin banyak memiliki kekurangan dan kesalahan yang Penulis lakukan baik
sengaja maupun tidak sengaja. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca agar makalah ini lebih baik lagi dan lebih layak dibaca
oleh kalangan pelajar maupun bukan pelajar untuk tambahan ilmu dibidang
corporate public relations khususnya kedudukan public relation.
6
DAFTAR
PUSTAKA
Cutlip,Center,Broom. Effective public Relations,
edisi kesembilan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2009.
Moore, Frazier. Humas: Membangun Citra dengan Komunikasi. PT Remaja Rosda
karya. Bandung. 2005.
Ruslan, Rosadi. Manajemen Public Relations dan Media Komunnikasi Konsep dan Aplikasinya
(Edisi Revisi). Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2014.
Rosadi Ruslan. Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, PT. RajaGrafindo
Persada. Jakarta. 2005.
http://desikumaladewi231195.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar