Rabu, 22 November 2017

MAKALAH KEDUDUKAN PR


MAKALAH KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS
Mata Kuliah : Corporate Public Relation
Dosen Pengampu : Handes, M.I.Kom

Logo IAIN Pontianak Terbaru 2015












Kelas / Semester : B/VII
Disusun oleh
Desi kumala Dewi
1142310085



JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
2017

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kedudukan Public Relations Korporat.
 Makalah ilmiah ini telah Penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis dapat memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.
Akhir kata Penulis berharap semoga makalah tentang Kedudukan Public Relations Korporat. ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


                                                     
Pontianak,  22 November 2017
    


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………...............................    i
DAFTAR ISI…………………………………………...........................................   ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………...................................  1
B.     Rumusan Masalah……………………………………...............................  1
C.     Tujuan Penulisan……………………………………….............................  1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Kedudukan Public Relations Korporat…………………..........................   2

BAB III PENUTUP
A.    Simpulan ………………………………………......................................    6
B.  .   Saran ………………………………………...........................................    6


DAFTAR PUSTAKA






ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Rosadi Ruslan (2005) menjelaskan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain: pertama, menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu. Kedua, selain harus mampu bertindak sebagai pemandu, juga harus mampu memperlancar pelaksanaan kebijakannya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public. Ketiga, pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat kedepan atau memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi aktual dan faktual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya.
kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarkat (public) agar tercipta keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya.
Dari pemaparan di atas, kedudukan public relation  merupakan sesuatu hal yang sangat urgent dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi perusahaan, untuk itu kedudukan public relation harus memiliki sebuah strategi khusus dalam menganalisis sesuatu persoalan yang terjadi sesuai fakta di lapangan.
B.     Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kedudukan public relations corporat

C.     Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang kedudukan public relations corporat

1

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kedudukan Public Relations Korporat
Kedudukan public relations dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, bila humas diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/ pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.
Berbicara tentang kedudukan public relations dalam suatu organisasi apakah itu organisasi dalam bentuk instansi, perusahaan ataupun dalam suatu badan, secara umum public relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup eksternal.

2
Hal ini menginsyaratkan bahwa seorang Public Relations sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik-publik yang berada didalam, dan umumnya dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Selain itu, Public Relations tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik sebagai “feedback” daripada informasi yang disalurkan dari perusahaan atau organisasi itu. (Yulianita, 2007: 83)
Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
Kedudukan Public Relations (PR) atau Humas adalah menilai sikap masyarakat (publik) agar tercipta keserasian antara masyarakat dengan kebijaksanaan organisasi/perusahaan. Mulai dari tujuan (goal) dan penentuan sasaran (target) yang hendak di capai, perencanaan program, hingga pelaksanaan komunikasi oleh organisasi/perusahaan tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang PR/Humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan (Ruslan, 2014: 132), yaitu: Pertama, memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematika yang dihadapinya; Kedua, kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya; Ketiga, kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakili yaitu dalam posisi yang saling menguntungkan, dan; Keempat, kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal.

Kedudukan Public Relations dalam setiap korporasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations bekerja sesuai fungsinya yakni membangun komunikasi perusahaan dua arah antara publik internal atau eksternal dengan perusahaan. Selain bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan kepada publiknya, Public Relations juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada perusahaan.
kedudukan yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang praktisi Public Relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Lebih lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia, hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu. Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan utama perusahaan atau organisasi.
Cutlip, Center, & Broom (2009), mengatakan posisi PR di Bagan Organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen (Top Management) seringkali dapat dijelaskan dengan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi PR ini muncul. Pada awalnya Fungsi PR merupakan bagian integral dari departemen SDM sebagai tenaga pendukung komunikasi karyawan. Karena fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar komunikasi karyawan belaka, maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen SDM dan memberinya nama baru “Departemen PR”.
Dari gambaran tersebut, dapat kita pahami bahwa sangat ideal jika kedudukan PR memang harus berada sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut aturan kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam perusahaan, yakni dilihat secara vertikal. Sesuai dengan fungsinya, kedudukan PR dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan. Namun, pada perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas PR dipegang langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang organisasinya relatif kecil.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Dari pemaparan di atas, kedudukan public relation  merupakan sesuatu hal yang sangat urgent dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi perusahaan, untuk itu kedudukan public relation harus memiliki sebuah strategi khusus dalam menganalisis sesuatu persoalan yang terjadi sesuai fakta di lapangan.
·         Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.
·         Dari gambaran diatas Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.
·         Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
B.      Saran

Dari simpulan tersebut diatas pembahasan makalah ini baik secara penulisan maupun isi dari pembahasan mungkin banyak memiliki kekurangan dan kesalahan yang Penulis lakukan baik sengaja maupun tidak  sengaja. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini lebih baik lagi dan lebih layak dibaca oleh kalangan pelajar maupun bukan pelajar untuk tambahan ilmu dibidang corporate public relations khususnya kedudukan public relation.

 6

DAFTAR PUSTAKA



Cutlip,Center,Broom. Effective public Relations, edisi kesembilan. Kencana Prenada   Media Group. Jakarta. 2009.

Moore, Frazier. Humas: Membangun Citra dengan Komunikasi. PT Remaja Rosda karya. Bandung. 2005.
Ruslan, Rosadi. Manajemen Public Relations dan Media Komunnikasi Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi). Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2014.
Rosadi Ruslan. Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2005.
http://desikumaladewi231195.blogspot.co.id/








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UAS AUDIT PERBANKAN SYARIAH

Mata Kuliah     : Audit Perbankan Syariah Dosen                : Syarbini Ikhsan., MM., CPA & Sabirin.,M.Ak.,CPAI Semester     ...