RUANG
LINGKUP PUBLIC RELATIONS (PR)
Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah
berkunjung dihalaman blog desi, kali ini
saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang
berkaitan tentang Ruang Lingkup Public Relations (PR).
Dewasa
ini public relations harus memfokuskan pekerjaannya pada
publik tertentu saja, ini berarti tidak semua publik harus dilayani
(consumerization). Saat ini, public relations sudah harus memilih unsur atau
segmen masyarakat tertentu sebagai khalayaknya yang sengaja dipilih untuk lebih
mengefektifkan penerimaan pesan-pesan. Apa saja ruang lingkup Public Relations
itu? untuk pertanyaan ini berbeda-beda dari masa ke masa. Pada awal
perkembangnnya, ruang lingkup PR hanya sebatas mengenai kegiatan yang
berhubungan dengan media massa. Selain itu, awalnya ruang lingkup humas hanya
berkisar pada kegiatan publisitas atau propaganda sehingga orang cenderung
memahami Public Relations sama dengan propaganda dan publisitas.
Neni
Yulianita dalam Bukunya Dasar-dasar Public Relations (2007: 57) menyatakan
ruang lingkup Public Relations meliputi publik internal (internal public
relation), yakni khalayak yang menjadi bagian dari kegiatan usaha suatu
organisasi, serta publik eksternal (eksternal public relation), yakni khalayak
yang berada diluar organisasi atau instansi namun dapat menjadi penentu arah
kebijakan organisasi. Publik yang termasuk ke dalam ruang lingkup humas
disesuaikan dengan jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Sebagai
contoh, yang termasuk kategori publik internal dalam suatu perusahaan meliputi
pimpinan, karyawan, pemegang saham, dan buruh sedangkan yang termasuk dalam
kategori publik eksternal adalah konsumen, masyarakat, pemerhati/pengamat,
pers, dan pemerintah.
Menurut
Cutlip-Center-Broom di dalam buku Effective Public Relations yang dikutip oleh
Morissan, M.A. (2008: 13) menjelaskan bahwa ruang lingkup PR mencakup tujuh
bidang pekerjaan. Sebagaimana dikemukakan: “The contemporary meaning and
practice of public relations includes all of the following activities and
specialties (publicity, advertising, press agentry, public affairs, issues
management, lobbying and investor relations)”. Dengan demikian, menurut Cutlip
dan rekan, perkembangan consumerization mencakup seluruh kegiatan tersebut
yaitu: publisitas, iklan, press agentry, public affairs, manajemen isu, lobi,
dan hubungan investor.
Morissan
Dalam bukunya Hospitality and Travel Marketing (2008: 13) membahas mengenai
ruang lingkup Public Relations yang memberikan pandangan kepada kita, bahwa
pekerjaan PR saat ini sudah terspesialisasi. Setiap organisasi atau perusahaan
tidak bisa dipisahkan dengan khalayaknya. Khalayak (public) dapat dibagi
menjadi publik internal (internal relations), yaitu mereka yang terlibat dalam
perkerjaan internal organisasi, serta publik eksternal (eksternal relations),
yaitu khalayak yang berada di luar organisasi misalnya masyarakat sekitar,
konsumen, pemerhati, lingkungan, investor, dan lain sebagainya.
Wahidin
Saputra dan Rulli Nasrullah di dalam bukunya yang berjudul “Public Relations
2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber” (2011: 54-59) membagi
ruang lingkup Public Relations berdasarkan jenis organisasi yang pada garis
besarnya adalah humas pemerintah, humas perusahaan, dan humas internasional.
(1) Humas (PR) Pemerintah, Lembaga-lembaga pemerintah pusat sampai tingkat
daerah dilengkapi dengan bagian humas untuk mengelola informasi dan opini
publik. Informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya,
dan opini public dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan
pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya.
Lebih
lanjut Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah mengutip Sam Black dalam bukunya,
“Practical Public Relations” mengklarifikasikan humas menjadi (1)humas
pemerintah pusat (center government) dan humas pemerintahan daerah (local
government). (2) Humas (PR) Perusahaan, (3) Humas (PR) Internasional
Terkait
dengan ruang lingkup public relations, dalam hal ini public relations harus
berkaca pada visi, misi dan tujuan organisasi atau perusahaan. Bila perusahaan
bertujuan lebih kepada angka penjualan produk yang tinggi maka public relations
akan berada pada divisi pemasaran. Bila perusahaan sangat berkepentingan dengan
pemerintah, maka unit humasnya akan lebih menjalani fungsi government
relations. Bila perusahaan bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan
pelanggan agar mereka tetap loyal, maka humas akan lebih banyak menjalankan
fungsi customer relations. Namun bila perusahaan menganggap bahwa seluruh
publik perusahaan sangat penting dan perlu terus menerus dijalin hubungan baik,
maka public relations akan beraktivitas sebagai coporate communications.
Daftar Pustaka
Cutlip, Scott M.
Allen H, Center. Broom, Glen M. 2005. Effective Public Relations. Edisi 8. J
Yulianita, Neni, Dasar-dasar Public
Relations.Bandung: P2U-LPPM UNISBA, 2007. Jakarta: PT Indeks Kelompok
GramediaMorrison. (2010). Hospitality and Travel Marketing, Publishing as
Delmar
Saputra, Wahidin & Rulli Nasrullah. 2011. Public
Relations 2.0 : Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber. Gramata
Publishing: Depok.
Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, PT Rajagrafindo Persada:Jakarta, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar