Rabu, 15 November 2017

RUANG LINGKUP PUBLIC RELATIONS (PR)

RUANG LINGKUP PUBLIC RELATIONS (PR)


Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah berkunjung dihalaman blog desi,  kali ini saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang berkaitan tentang Ruang Lingkup Public Relations (PR).
Dewasa ini public relations harus memfokuskan pekerjaannya pada publik tertentu saja, ini berarti tidak semua publik harus dilayani (consumerization). Saat ini, public relations sudah harus memilih unsur atau segmen masyarakat tertentu sebagai khalayaknya yang sengaja dipilih untuk lebih mengefektifkan penerimaan pesan-pesan. Apa saja ruang lingkup Public Relations itu? untuk pertanyaan ini berbeda-beda dari masa ke masa. Pada awal perkembangnnya, ruang lingkup PR hanya sebatas mengenai kegiatan yang berhubungan dengan media massa. Selain itu, awalnya ruang lingkup humas hanya berkisar pada kegiatan publisitas atau propaganda sehingga orang cenderung memahami Public Relations sama dengan propaganda dan publisitas.
Neni Yulianita dalam Bukunya Dasar-dasar Public Relations (2007: 57) menyatakan ruang lingkup Public Relations meliputi publik internal (internal public relation), yakni khalayak yang menjadi bagian dari kegiatan usaha suatu organisasi, serta publik eksternal (eksternal public relation), yakni khalayak yang berada diluar organisasi atau instansi namun dapat menjadi penentu arah kebijakan organisasi. Publik yang termasuk ke dalam ruang lingkup humas disesuaikan dengan jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Sebagai contoh, yang termasuk kategori publik internal dalam suatu perusahaan meliputi pimpinan, karyawan, pemegang saham, dan buruh sedangkan yang termasuk dalam kategori publik eksternal adalah konsumen, masyarakat, pemerhati/pengamat, pers, dan pemerintah.
Menurut Cutlip-Center-Broom di dalam buku Effective Public Relations yang dikutip oleh Morissan, M.A. (2008: 13) menjelaskan bahwa ruang lingkup PR mencakup tujuh bidang pekerjaan. Sebagaimana dikemukakan: “The contemporary meaning and practice of public relations includes all of the following activities and specialties (publicity, advertising, press agentry, public affairs, issues management, lobbying and investor relations)”. Dengan demikian, menurut Cutlip dan rekan, perkembangan consumerization mencakup seluruh kegiatan tersebut yaitu: publisitas, iklan, press agentry, public affairs, manajemen isu, lobi, dan hubungan investor.
Morissan Dalam bukunya Hospitality and Travel Marketing (2008: 13) membahas mengenai ruang lingkup Public Relations yang memberikan pandangan kepada kita, bahwa pekerjaan PR saat ini sudah terspesialisasi. Setiap organisasi atau perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan khalayaknya. Khalayak (public) dapat dibagi menjadi publik internal (internal relations), yaitu mereka yang terlibat dalam perkerjaan internal organisasi, serta publik eksternal (eksternal relations), yaitu khalayak yang berada di luar organisasi misalnya masyarakat sekitar, konsumen, pemerhati, lingkungan, investor, dan lain sebagainya.
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah di dalam bukunya yang berjudul “Public Relations 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber” (2011: 54-59) membagi ruang lingkup Public Relations berdasarkan jenis organisasi yang pada garis besarnya adalah humas pemerintah, humas perusahaan, dan humas internasional. (1) Humas (PR) Pemerintah, Lembaga-lembaga pemerintah pusat sampai tingkat daerah dilengkapi dengan bagian humas untuk mengelola informasi dan opini publik. Informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya, dan opini public dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya.
Lebih lanjut Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah mengutip Sam Black dalam bukunya, “Practical Public Relations” mengklarifikasikan humas menjadi (1)humas pemerintah pusat (center government) dan humas pemerintahan daerah (local government). (2) Humas (PR) Perusahaan, (3) Humas (PR) Internasional
Terkait dengan ruang lingkup public relations, dalam hal ini public relations harus berkaca pada visi, misi dan tujuan organisasi atau perusahaan. Bila perusahaan bertujuan lebih kepada angka penjualan produk yang tinggi maka public relations akan berada pada divisi pemasaran. Bila perusahaan sangat berkepentingan dengan pemerintah, maka unit humasnya akan lebih menjalani fungsi government relations. Bila perusahaan bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan agar mereka tetap loyal, maka humas akan lebih banyak menjalankan fungsi customer relations. Namun bila perusahaan menganggap bahwa seluruh publik perusahaan sangat penting dan perlu terus menerus dijalin hubungan baik, maka public relations akan beraktivitas sebagai coporate communications.

Daftar Pustaka
Cutlip, Scott M. Allen H, Center. Broom, Glen M. 2005. Effective Public Relations. Edisi 8. J
Yulianita, Neni, Dasar-dasar Public Relations.Bandung: P2U-LPPM UNISBA, 2007. Jakarta: PT Indeks Kelompok GramediaMorrison. (2010). Hospitality and Travel Marketing, Publishing as Delmar
Saputra, Wahidin & Rulli Nasrullah. 2011. Public Relations 2.0 : Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber. Gramata Publishing: Depok.
Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, PT Rajagrafindo Persada:Jakarta, 1998.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UAS AUDIT PERBANKAN SYARIAH

Mata Kuliah     : Audit Perbankan Syariah Dosen                : Syarbini Ikhsan., MM., CPA & Sabirin.,M.Ak.,CPAI Semester     ...