Rabu, 29 November 2017

Penentuan Target dan Strategi Public Relations

Penentuan  Target dan Strategi  Public Relations

Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah berkunjung dihalaman blog desi,  kali ini saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang berkaitan tentang Penentuan  Target dan Strategi  public relations (PR).


Sebelumnya Apa yang dimaksud dengan Target? Menurut kamus besar bahasa indonesia target adalah sasaran (batas ketentuan dan sebagainya) yang telah ditetapkan untuk dicapai, jadi dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang di dalam penentuan target  itu harus dicapai setelah ditetapkan berapa banyak yang harus kita targetkan, contohnya : Tugas utama dari seorang marketing yaitu menjual produk atau jasa dari suatu perusahaan yang telah mempunyai target pemasaran sesuai dengan yang ditentukan oleh perusahaan dan memikirkan cara mencapai target  tersebut. Berikut ada beberapa tips untuk dapat mencapai target bagi marketing bank yaitu: Keterampilan Dasar,  memahami dan mengenal jenis produk serta market, pertemuan dengan calon client, perbanyak kenalan, fokus, bergulat dengan kenyataan, dan catatan testimonial. Strategi sangat berperan penting dalam menentukan dalam pencapain suatu target.
Pengertian Strategi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus,  sedangkan pengertian strategi dalam Public Relations menurut Ahmad S.Adnan, M.A., M.S., pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990) mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen dan strategi merupakan sebuah alternatif optional yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations, Sedangkan menurut Dr. Rex Harlow, dari San Francisco Amerika bahwa pengertian Strategi Public Relations itu adalah hubungan masyarakat yang merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya. Secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama public relations mempunyai peranan yang sangat penting.
Peran Strategis Public Relations diantaranya menginformasikan, menerangkan, menyarankan, membujuk, mengundang dan meyakinkan. Selain itu juga terdapat Strategi Operasional Public Relations yang diantaranya seperti Pertama, memberikan pengetahuan yang jelas dan rinci. Kedua, agar aktivitas Humas dalam mewakili lembaga/organisasi tersebut dapat dipertegas berkenaan dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keterangan.
Beberapa aspek strategi atau pendekatan yang lazim digunakan oleh para praktisi public relations dalam mewujudkan tujuannya, yaitu melalui pendekatan kemasyarakatan, persuasif dan edukatif, tanggung jawab sosial public relation, kerjasama, serta pendekatan koordinatif dan integratif. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi public relations yang diembannya, yaitu sebagai penyampai kebijakan menajemen kepada publiknya dan penyampai opini publik untuk manajemen. Karena keberhasilan suatu organisasi di mata publiknya, yaitu terciptanya hubungan yang harmonis.
Dalam pembentukan strategi korporat, suatu strategi dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan (corporate culture) digambarkan dalam dua hal yaitu makro dan mikro. Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsur-unsur : kebijakan umum, budaya yang dianut, sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi yang bersangkutan, dan Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki, sistem pengorganisasian, dan rencana program. pembentukan strategi             public relations sendiri harus memiliki pendekatan.
Pendekatan Strategi Public Relations yang berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat Humas dan masyarakat (khalayak sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan bersama. Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa aspek-aspek pendekatan atau strategi Humas diantaranya. Pertama, strategi operasional. Kedua, pendekatan persuasif dan edukatif. Ketiga, pendekatan tanggung jawab sosial humas. Keempat, pendekatan kerja sama. Kelima, pendekatan koordinatif dan integratif.
Tahap-tahap kegiatan strategi public relations pertama, komponen sasaran umunya adalah para stakeholders dan public yag mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut secara structural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama (common opinion), potensi polemic, dan pegaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produk yang menjadi perhatian sasaran khusus”. Maksud sasaran khusus di sini adalah yang disebut public sasaran (target public).
Kedua, komponen sarana (Adnanputra, 1990) yang pada strategi Public relations berfungsi untuk mengarahkan ketiga kemungkinana tersebut kea rah posisi atau dimensi yang menguntungkan. Hal tersebut dilaksanakan melalui pola dasar “The 3-C’s option” (Conservation, Change dan Crystallization) dari stakeholder yang disegmentasikan menjadi publik sasaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu Public Relations harus berinovatif dalam mengembangkan strategi agar dapat bertahan dalam persaingan dan mampu menjaga keberlangsungan bisnisnya, dan mempunyai strategi target dalam mencapai sasaran yang telah ditargetkan.


Referensi :
Drs. Suryadi, Strategi mengelola Public Relations Organisasi, Cetakan Pertama, Penerbit Edsa Mahkota, Jakarta, 2007    
Iriantara, Yosal, Manajemen Strategi Public Relations (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004)
Soemirat, Soleh. Ardianto, Elvinaro, Dasar-dasar Public Relations (Bandung: PT Remaja Rodakarya, 2007)


Rabu, 22 November 2017

MAKALAH KEDUDUKAN PR


MAKALAH KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS
Mata Kuliah : Corporate Public Relation
Dosen Pengampu : Handes, M.I.Kom

Logo IAIN Pontianak Terbaru 2015












Kelas / Semester : B/VII
Disusun oleh
Desi kumala Dewi
1142310085



JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
2017

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kedudukan Public Relations Korporat.
 Makalah ilmiah ini telah Penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis dapat memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.
Akhir kata Penulis berharap semoga makalah tentang Kedudukan Public Relations Korporat. ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


                                                     
Pontianak,  22 November 2017
    


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………...............................    i
DAFTAR ISI…………………………………………...........................................   ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………...................................  1
B.     Rumusan Masalah……………………………………...............................  1
C.     Tujuan Penulisan……………………………………….............................  1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Kedudukan Public Relations Korporat…………………..........................   2

BAB III PENUTUP
A.    Simpulan ………………………………………......................................    6
B.  .   Saran ………………………………………...........................................    6


DAFTAR PUSTAKA






ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Rosadi Ruslan (2005) menjelaskan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain: pertama, menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu. Kedua, selain harus mampu bertindak sebagai pemandu, juga harus mampu memperlancar pelaksanaan kebijakannya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public. Ketiga, pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat kedepan atau memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi aktual dan faktual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya.
kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarkat (public) agar tercipta keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya.
Dari pemaparan di atas, kedudukan public relation  merupakan sesuatu hal yang sangat urgent dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi perusahaan, untuk itu kedudukan public relation harus memiliki sebuah strategi khusus dalam menganalisis sesuatu persoalan yang terjadi sesuai fakta di lapangan.
B.     Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kedudukan public relations corporat

C.     Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang kedudukan public relations corporat

1

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kedudukan Public Relations Korporat
Kedudukan public relations dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, bila humas diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/ pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.
Berbicara tentang kedudukan public relations dalam suatu organisasi apakah itu organisasi dalam bentuk instansi, perusahaan ataupun dalam suatu badan, secara umum public relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup eksternal.

2
Hal ini menginsyaratkan bahwa seorang Public Relations sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik-publik yang berada didalam, dan umumnya dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Selain itu, Public Relations tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik sebagai “feedback” daripada informasi yang disalurkan dari perusahaan atau organisasi itu. (Yulianita, 2007: 83)
Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
Kedudukan Public Relations (PR) atau Humas adalah menilai sikap masyarakat (publik) agar tercipta keserasian antara masyarakat dengan kebijaksanaan organisasi/perusahaan. Mulai dari tujuan (goal) dan penentuan sasaran (target) yang hendak di capai, perencanaan program, hingga pelaksanaan komunikasi oleh organisasi/perusahaan tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang PR/Humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan (Ruslan, 2014: 132), yaitu: Pertama, memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematika yang dihadapinya; Kedua, kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya; Ketiga, kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakili yaitu dalam posisi yang saling menguntungkan, dan; Keempat, kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal.

Kedudukan Public Relations dalam setiap korporasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations bekerja sesuai fungsinya yakni membangun komunikasi perusahaan dua arah antara publik internal atau eksternal dengan perusahaan. Selain bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan kepada publiknya, Public Relations juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada perusahaan.
kedudukan yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang praktisi Public Relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Lebih lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia, hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu. Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan utama perusahaan atau organisasi.
Cutlip, Center, & Broom (2009), mengatakan posisi PR di Bagan Organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen (Top Management) seringkali dapat dijelaskan dengan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi PR ini muncul. Pada awalnya Fungsi PR merupakan bagian integral dari departemen SDM sebagai tenaga pendukung komunikasi karyawan. Karena fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar komunikasi karyawan belaka, maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen SDM dan memberinya nama baru “Departemen PR”.
Dari gambaran tersebut, dapat kita pahami bahwa sangat ideal jika kedudukan PR memang harus berada sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut aturan kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam perusahaan, yakni dilihat secara vertikal. Sesuai dengan fungsinya, kedudukan PR dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan. Namun, pada perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas PR dipegang langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang organisasinya relatif kecil.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·         Dari pemaparan di atas, kedudukan public relation  merupakan sesuatu hal yang sangat urgent dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi perusahaan, untuk itu kedudukan public relation harus memiliki sebuah strategi khusus dalam menganalisis sesuatu persoalan yang terjadi sesuai fakta di lapangan.
·         Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.
·         Dari gambaran diatas Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi.
·         Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
B.      Saran

Dari simpulan tersebut diatas pembahasan makalah ini baik secara penulisan maupun isi dari pembahasan mungkin banyak memiliki kekurangan dan kesalahan yang Penulis lakukan baik sengaja maupun tidak  sengaja. Maka dari itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini lebih baik lagi dan lebih layak dibaca oleh kalangan pelajar maupun bukan pelajar untuk tambahan ilmu dibidang corporate public relations khususnya kedudukan public relation.

 6

DAFTAR PUSTAKA



Cutlip,Center,Broom. Effective public Relations, edisi kesembilan. Kencana Prenada   Media Group. Jakarta. 2009.

Moore, Frazier. Humas: Membangun Citra dengan Komunikasi. PT Remaja Rosda karya. Bandung. 2005.
Ruslan, Rosadi. Manajemen Public Relations dan Media Komunnikasi Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi). Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2014.
Rosadi Ruslan. Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2005.
http://desikumaladewi231195.blogspot.co.id/








Rabu, 15 November 2017

KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS (PR)

KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS (PR)


Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah berkunjung dihalaman blog desi,  kali ini saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang berkaitan tentang kedudukan public relations (PR).
Kedudukan public relations dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas. Menurut John Tondowijojo, bila humas diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka humas harus berada langsung dibawah direksi. Humas harus mampu menyampaikan kebijaksanaan pimpinan, sehingga ia harus langsung berada dipihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran manajemen. Sedangkan menurut Renald Khasali, public relations merupakan fungsi manajemen yang sama pentingnya dengan pemasaran, produksi, keuangan dan SDM.
Menurut Tondowidjojo, kegiatan humas haruslah sistematis dan terencana, tetapi kadang-kadang juga perlu untuk berimprovisasi dan berinovasi. Suatu kebijakan harus dipertimbangkan, dirumuskan, direncanakan dan evaluasi. Untuk ini diperlukan analisis data yang diperoleh tentang organisasi dan lingkungannya. Seberapa jauh PR harus menapakkan kakinya ke peran internal atau fungsi eksternal, tentu saja sepenuhnya tergantung pada kebijakan manajemen. Hanya saja kalau kita menginjak pada tataran ideal fungsi PR, tentu saja keseimbangan peran internal dan eksternal adalah perlu. Seberapa jauh titik keseimbangan tersebut harus dijalankan tentu tergantung pada bidang gerak perusahaan/organisasi yang bersangkutan.
Kedudukan, peranan dan tugas Public Relations dalam sebuah organisasi (perusahaan/ pemerintahan), jelas sengatlah penting. Sehingga pelaksanaan aktivitasnya harus dikemas seefektivas mungkin. Dan ini di antaranya bisa diraih dengan cara mempesiapkan dan mengaplikasikan program kerja Public Relations dengan baik dan tepat.
Berbicara tentang kedudukan public relations dalam suatu organisasi apakah itu organisasi dalam bentuk instansi, perusahaan ataupun dalam suatu badan, secara umum public relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk publik lingkup internal maupun untuk publik lingkup eksternal. Hal ini menginsyaratkan bahwa seorang Public Relations sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik-publik yang berada didalam, dan umumnya dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Selain itu, Public Relations tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi. Informasi yang datang dari publik itu merupakan opini publik sebagai “feedback” daripada informasi yang disalurkan dari perusahaan atau organisasi itu. (Yulianita, 2007: 83)
Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan diatas, maka seorang public relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik dalam lingkup internal yakni antara publik pimpinan dengan publik karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada diluar perusahaan atau organisasi. Dari gambaran diatas jelas sebagai Public Relations harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni tidak saja merupakan mediator keluar perusahaan, melainkan harus juga memanfaatkan indera pendengarannya, penciumannya, penglihatannya dan perasaannya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
Kedudukan Public Relations dalam setiap korporasi mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations bekerja sesuai fungsinya yakni membangun komunikasi perusahaan dua arah antara publik internal atau eksternal dengan perusahaan. Selain bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan kepada publiknya, Public Relations juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada perusahaan.
kedudukan yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang praktisi Public Relations harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Lebih lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia, hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu. Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan utama perusahaan atau organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
John Tondowidjojo.Dasar dan arah Publik Relations.jakarta. Grasindo. 2002.
Yulianita Neni, Dasar-Dasar Public Relations, Pusat Penerbitan Universitas, Bandung, 2007.

Ruslan, Rosandy, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

RUANG LINGKUP PUBLIC RELATIONS (PR)

RUANG LINGKUP PUBLIC RELATIONS (PR)


Assalammualaikum, hai teman-teman terimakasih sudah berkunjung dihalaman blog desi,  kali ini saya akan membagikan ilmu yang berhubungan dengan public relation yakni yang berkaitan tentang Ruang Lingkup Public Relations (PR).
Dewasa ini public relations harus memfokuskan pekerjaannya pada publik tertentu saja, ini berarti tidak semua publik harus dilayani (consumerization). Saat ini, public relations sudah harus memilih unsur atau segmen masyarakat tertentu sebagai khalayaknya yang sengaja dipilih untuk lebih mengefektifkan penerimaan pesan-pesan. Apa saja ruang lingkup Public Relations itu? untuk pertanyaan ini berbeda-beda dari masa ke masa. Pada awal perkembangnnya, ruang lingkup PR hanya sebatas mengenai kegiatan yang berhubungan dengan media massa. Selain itu, awalnya ruang lingkup humas hanya berkisar pada kegiatan publisitas atau propaganda sehingga orang cenderung memahami Public Relations sama dengan propaganda dan publisitas.
Neni Yulianita dalam Bukunya Dasar-dasar Public Relations (2007: 57) menyatakan ruang lingkup Public Relations meliputi publik internal (internal public relation), yakni khalayak yang menjadi bagian dari kegiatan usaha suatu organisasi, serta publik eksternal (eksternal public relation), yakni khalayak yang berada diluar organisasi atau instansi namun dapat menjadi penentu arah kebijakan organisasi. Publik yang termasuk ke dalam ruang lingkup humas disesuaikan dengan jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Sebagai contoh, yang termasuk kategori publik internal dalam suatu perusahaan meliputi pimpinan, karyawan, pemegang saham, dan buruh sedangkan yang termasuk dalam kategori publik eksternal adalah konsumen, masyarakat, pemerhati/pengamat, pers, dan pemerintah.
Menurut Cutlip-Center-Broom di dalam buku Effective Public Relations yang dikutip oleh Morissan, M.A. (2008: 13) menjelaskan bahwa ruang lingkup PR mencakup tujuh bidang pekerjaan. Sebagaimana dikemukakan: “The contemporary meaning and practice of public relations includes all of the following activities and specialties (publicity, advertising, press agentry, public affairs, issues management, lobbying and investor relations)”. Dengan demikian, menurut Cutlip dan rekan, perkembangan consumerization mencakup seluruh kegiatan tersebut yaitu: publisitas, iklan, press agentry, public affairs, manajemen isu, lobi, dan hubungan investor.
Morissan Dalam bukunya Hospitality and Travel Marketing (2008: 13) membahas mengenai ruang lingkup Public Relations yang memberikan pandangan kepada kita, bahwa pekerjaan PR saat ini sudah terspesialisasi. Setiap organisasi atau perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan khalayaknya. Khalayak (public) dapat dibagi menjadi publik internal (internal relations), yaitu mereka yang terlibat dalam perkerjaan internal organisasi, serta publik eksternal (eksternal relations), yaitu khalayak yang berada di luar organisasi misalnya masyarakat sekitar, konsumen, pemerhati, lingkungan, investor, dan lain sebagainya.
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah di dalam bukunya yang berjudul “Public Relations 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber” (2011: 54-59) membagi ruang lingkup Public Relations berdasarkan jenis organisasi yang pada garis besarnya adalah humas pemerintah, humas perusahaan, dan humas internasional. (1) Humas (PR) Pemerintah, Lembaga-lembaga pemerintah pusat sampai tingkat daerah dilengkapi dengan bagian humas untuk mengelola informasi dan opini publik. Informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya, dan opini public dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya.
Lebih lanjut Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah mengutip Sam Black dalam bukunya, “Practical Public Relations” mengklarifikasikan humas menjadi (1)humas pemerintah pusat (center government) dan humas pemerintahan daerah (local government). (2) Humas (PR) Perusahaan, (3) Humas (PR) Internasional
Terkait dengan ruang lingkup public relations, dalam hal ini public relations harus berkaca pada visi, misi dan tujuan organisasi atau perusahaan. Bila perusahaan bertujuan lebih kepada angka penjualan produk yang tinggi maka public relations akan berada pada divisi pemasaran. Bila perusahaan sangat berkepentingan dengan pemerintah, maka unit humasnya akan lebih menjalani fungsi government relations. Bila perusahaan bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan agar mereka tetap loyal, maka humas akan lebih banyak menjalankan fungsi customer relations. Namun bila perusahaan menganggap bahwa seluruh publik perusahaan sangat penting dan perlu terus menerus dijalin hubungan baik, maka public relations akan beraktivitas sebagai coporate communications.

Daftar Pustaka
Cutlip, Scott M. Allen H, Center. Broom, Glen M. 2005. Effective Public Relations. Edisi 8. J
Yulianita, Neni, Dasar-dasar Public Relations.Bandung: P2U-LPPM UNISBA, 2007. Jakarta: PT Indeks Kelompok GramediaMorrison. (2010). Hospitality and Travel Marketing, Publishing as Delmar
Saputra, Wahidin & Rulli Nasrullah. 2011. Public Relations 2.0 : Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber. Gramata Publishing: Depok.
Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, PT Rajagrafindo Persada:Jakarta, 1998.


Rabu, 08 November 2017

TUJUAN DAN FUNGSI PUBLIC RELATIONS (PR)



TUJUAN DAN FUNGSI PUBLIC RELATION (PR)
A.    TUJUAN (PR)


Sedangkan tujuan dari PR, mengutip Neni Yulianita (2000: 42 – Dasar-Dasar Public Relations) mengatakan bahwa tujuan PR adalah meningkatkan favourable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.

Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
a.      Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b.      Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c.  Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
d.      Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.
e.   Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
f.     Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan.
g.     Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
h.      Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
i.  Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
j.        Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
k.      Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
l.        Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
m.  Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
n.  Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

           Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).

Cutlip & Center and Canfield merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut: Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya sebagai khalayak sasaran.
Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:
Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
a.       Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b.      Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c.       Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
d.      Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
e.       Mendukung bauran pemasaran.


Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).

B.     FUNGSI PUBLIC RELATION  (PR)

Ada beberapa fungsi Public Relations dari ahli yang dikutip oleh Firsan Nova (2011:49), “Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan mengembangan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan”. Dari pendapat tersebut bahwa langkah pertama yang harus dilakukan Public Relations adalah menjalin hubungan baik, dengan cara mengenal baik publik, membangun komunikasi dengan publik, dan selalu menjaga reputasi perusahaan ketika sedang bekerjasama dan atau berhubungan dengan publik. Dengan begitu akan tercipta opini publik yang menguntungkan.

Onong Uchjana Effendy (1998:153), merumuskan bahwa fungsi PR terbagi menjadi empat fungsi, yaitu: menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun internal, menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari Perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan, serta melayani publik dan menasehati pimpinan demi kepentingan umum.

Menurut S.Blacken Melvin L. Sharpo, 1983, Public relation berfungsi untuk menginformasikan kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian, yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur, jelas dan objektif. Berdasarkan referensi tersebut fungsi Public Relation dapat diuraikan menjadi empat hal, yaitu :
a.         Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
b.        Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
c.         Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
d.        Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.


                                                                                        

DAFTAR PUSTAKA
Nenei, Yulianita. Dasar-dasar Public Relations. Bandung Pusat Penerbitan Universitas (P2U)-LPPM UNISBA. 2007.
Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Bernays, Edward. L. Public Relations. Kessinger Publishing, LLC. 2002.
Frank, Jefkins. The Action of Public Relation (International Journal of Tourism Management). 2003.
Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relation. Jakarta: PT. Temprint. 2000

UAS AUDIT PERBANKAN SYARIAH

Mata Kuliah     : Audit Perbankan Syariah Dosen                : Syarbini Ikhsan., MM., CPA & Sabirin.,M.Ak.,CPAI Semester     ...